Thursday, February 16, 2006

Hidup itu penuh ucapan syukur

Ditemani oleh si Marc Anthony yang asyik bercuap-cuap dengan "I Need You"-nya gue nulis...

Semalem gue pulang cepat ke rumah setelah berhasil ber-transaksi sama temen gue di Bakmi Margonda deket kantor. Jangan berpikiran bahwa gue bandar shabu ataupun narkoba - walaupun gue dulu pernah coba-coba - tetapi gue berhasil ngejual sebuah laptop yang cukup keren ke temen gue tadi. Well, itung-itung nambah pemasukan dari komisi jual laptop tadi lumayan bisa buat tambah-tambahin beli susu kaleng buat Galuh anak perempuan semata wayang gue. Hhhh... sembari istirahat selonjorin kaki - capek banget abis setir motor dari kantor ke rumah (kurang lebih jaraknya 25 km); gue cari channel yang muter acara bagus di tv. What the f**k!! Kisaran jam 7 ternyata jam-nya sinetron, mending bagus... gak napsu banget ngelihatnya. Gue pindah channel ke stasiun tv yang nge-klaim bahwa dialah 11-nya stasiun berita and... walla.. bener ada berita. Penyiar yang cukup cantik ternyata lagi menyiarkan berita tentang penyakit busung lapar dan gizi buruk yang menyerang sebagian anak-anak di negeriku ini (tepatnya daerah Tangerang). Gue sempat mikir dalam hati, why this should happened in my beloved country gitu loh? Yang gue tahu negeriku ini sangat kaya. Terbukti kalau gue pul-kam ke Djogdja atau ke Semarang pasti ngelewatin yang namanya sawah yang luas dan padi yang sudah kuning siap dipanen. Well, kenapa bisa gitu yah? Jelas terlihat di tv gimana seorang anak balita yang perutnya lebih gede daripada badannya. Kaki dan tangannya begitu kecil, ditambah kepalanya yang membesar karena penyakit. Buru-buru gue panggil istriku yang lagi asyik baca koran. Berdua kita ngelihat siaran tersebut dan gue cuman bisa bilang... Puji Tuhan gue masih dipelihara sama DIA. Gue peluk anak gue dan gue ajak dia juga untuk ngelihat siaran itu. Galuh anak gue bilang "Bapak, ada dedek. Dedek lagi bobok ya". Sebuah ungkapan polos dari seorang anak kecil. Gue cuman bisa bilang "Ya Tuhan, kalau Engkau mencukupkan keluargaku dengan berkatMu - ajari aku untuk bisa berbuat lebih kepada mereka yang belum berkecukupan". Gue peluk Galuh lebih erat lagi dan gue berbisik lirih di telinganya... "Galuh, bilang sama Tuhan terima kasih ya". Dan diapun mengangguk tanda setuju. "Macih Uan", kata dia (gue terjemahin Terima kasih Tuhan). I believed this word means a lot. Terima kasih buat berkat. Terima kasih buat kesehatan. Terima kasih buat kasih. Terima kasih buat pekerjaan. Terima kasih buat makanan. Terima kasih buat segalanya. Sisa hari itu gue dapat pelajaran berharga bahwa diluar zona kenyamanan kita, masih banyak saudara-saudara kita yang gak seberuntung kayak kita.

cheeseburger - disela-sela jam makan siang kantor.

No comments: